Di India empat atau lima rel dan bahkan lebih, terletak sejajar (AP)
Sekitar 15.000 orang meninggal setiap tahunnya di India karena mencoba menyeberangi rel kereta api, yang menurut komite pemerintah adalah sebuah ‘pembantaian’ yang diabaikan oleh otoritas kereta api di negara dengan sistim rel kereta api terbesar ke-empat di Dunia itu.
Para pengawas keamanan mengatakan bahwa negara tersebut sangat membutuhkan jembatan layang baru, namun rekomendasi sebelumnya untuk membuat sistem kereta api lebih aman diabaikan oleh
otoritas kereta api.Menurut laporan yang dikutip ABC News, otoritas kereta api tidak menganggap kematian orang yang tertabrak saat melintasi rel sebagai sebuah kecelakaan kereta api.
Dalam sebuah laporan yang dirilis pekan lalu, sebagian besar kematian terjadi di perlintasan kereta api tak berawak, dimana sekitar 6.000 orang meninggal hanya di jaringan rel pinggiran kota Mumbai saja.India mempunyai jalur rel kereta api sepanjang 64.000 kilometer, yang melewati beberapa kota yang padat penduduk.
“Situasi ini sangat berbahaya, di Mumbai dimana empat atau lima rel dan bahkan lebih, terletak sejajar, dan orang yang hidup di daerah kumuh di kedua sisinya tidak memiliki pilihan lain selain menyebranginya,” kata
IMS Rana, seorang ahli kereta api.Laporan itu meminta pemerintah untuk segera mengganti semua perlintasan kereta api dengan jembatan layang, dengan perkiraan biaya sebesar 500 miliar rupee (Rp 90 trilliun) selama lima tahun ke depan.